"

Destination is not important, but the process was the most important

Kamis, 09 Juni 2011

Merk Dagang dan Konsep Nilai dalam Pemasaran Jasa Pendidikan


Berhubungan dengan merek ( brand ) maka persoalan yang sekarang muncul adalah kecenderungan konsumen untuk melihat merek terkenal dibandingkan fungsi utama dari produk tersebut. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa merek yang terkenal pasti mutunya terjamin. Melihat situasi seperti ini maka pemasar harus mampu mempopulerkan merek mereka supaya dapat bersaing di pasar.

Sedangkan untuk dapat menjadi jasa yang unik atau berbeda dari pesaing, pemasar harus dapat mengembangkan produk mereka. Dengan pengembangan ini berarti bias dilihat perbedaan antara produk satu dengan yang lain. Contohnya restoran fast food McDonalds dengan KFC, sama – sama mengeluarkan paket ayam dan hamburger, tetapi McDonalds dapat mengembangkan paket – paket seperti happy meal yang sangat berbeda dan menarik perhatian konsumen dan dilengkapi dengan hadiah – hadiah lucu.

Konsep yang perlu diperhatikan disini adalah merek yang mengkomoditas. Saat memasuki pasar maka produk muncul dengan merek yang berbeda, sehingga membuat special. Di sini berarti pesaing tinggi dengan harga tinggi tetapi tingkat persaingan rendah, sebab pesaing dapat dikuasai, pada saat itu konsumen cendrung memilih produk baru. Seiring siklus hidup produk, maka merek akan mengalami penurunan menjadi pasar komoditas yang harus mampu bertahan dengan begitu banyak pesaing.

Menurut Lehman dan Winer, penilaian konsumen atas merek dibagi menjadi tiga unsure dasar :
  1. Pentingnya situasi pemakaian
  2. Keefektifan kategori produk dalam situasi itu
  3. Efektivitas relative dari merek dalam situasi itu.

Maka nilai konsumen terdiri atas dua gagasan dasar dari nilai yaitu nilai absolute yang mengasumsikan tidak ada merek pesaing lainnya dan nilai relative yang mencakup perbandingan dengan merek lain. Menurut Avijit Ghosh ada tiga jenis merek, yaitu :
  1. Manufacture brands : diciptakan dan didistribusikan oleh perusahaan pembuat produk tersebut. Contoh PT Mandiri meluncurkan asuransi syariah.
  2. House brands : merek yang dikembangkan oleh toko tempat produk dijual. Contoh : Pada alfamart mengemas dan member merek sendiri produk-produk yang dibuatnya seperti gula dan beras.
  3. Generic Brands : Produk tanpa merek tertentu. Contoh beras, minyak, dan lain sebagainya yang dijual di agen-agen.
Jatu Tri Hardiyanti
Manajemen Pendidikan 2009 Non Reguler
1445097790

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar