"

Destination is not important, but the process was the most important

Rabu, 11 Januari 2012

UAS MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Nama                     : Jatu Tri Hardiyanti
NIM                       : 1445097790 

UAS MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
“ Classroom Instruction “

1.      Bagaimana feedback yang didapatkan setelah seseorang mengikuti pelatihan?
Prinsip pentingnya peserta didik tidak hanya mendapatkan jawaban, namun juga mengetahui mengapa jawaban itu menjadi benar atau salah. Setelah mengikuti pelatihan maka peserta didik akan mendapatkan skill baru yang akan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya itu saja, peserta didik akan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah besar dan menjadikan masalah itu menjadi tahapan kecil dan mengoreksi serta menguasai setiap tahapan tersebut.

2.      Mengapa peserta didik atau seseorang di dalam kelas diharuskan untuk menunjukkan bahwa ia telah siap untuk melakukan dan mengaplikasikan pelatihan tersebut?
Pada tahap ini instruktur menuntun peserta didik dengan memberikan contoh-contoh latihan, kemudian memberikan feedback terhadap respon, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun untuk mengoreksi kesalahan, dan mengarahkan peserta didik kepada performa praktik yang benar, sehingga siswa mampu memahami semua contoh yang benar dan menggunakannya sebagai referensi utama dalam keseharian.
Di sini instruktur juga memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk melaksanakan latihan sendiri namun masih di bawah pengawasan instruktur. Dalam tahap ini instruktur bisa membuat penilaian tentang kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dengan melihat kesalahan yang dibuat, untuk kemudian diberikan koreksi.

3.      Bagaimana cara pendekatan yang dilakukan instruktur agar seseorang dapat menerima pelajaran dengan baik?
  1. Fokus pada kegiatan akademis
Prioritas kegiatan di kelas terletak pada penyelesaian tugas akademis, sehingga materi-materi non-akademis tidak lagi digunakan. Begitu juga interaksi instruktur-peserta didik yang tidak berorientasi akademis, seperti pertanyaan-pertanyaan atau diskusi seputar masalah pribadi, tidak perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

2.      Pengarahan dan kontrol dari instruktur
Instruksi dari instruktur memegang peranan yang sangat penting untuk meminimalkan percakapan non-akademis yang dilakukan oleh siswa.

3.      Harapan yang besar terhadap keberhasilan peserta didik
Instruktur yang mempunyai harapan dan perhatian besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik, maka instruktur akan berusaha lebih keras untuk meningkatkan kemampuan akademisnya serta menciptakan kondisi yang kondusif dalam pembelajaran.

4.      Memaksimalkan waktu belajar dan mengembangkan kemandirian peserta didik
Situasi yang harus diciptakan yaitu lingkungan yang terstruktur dan berorientasi akademis sehingga peserta didik dapat berperan aktif dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, serta mencapai tingkat penguasaan materi minimal 80%.

5.      Situasi afeksi yang positif.
Instruktur harus mampu menciptakan situasi afeksi yang positif dengan menghindari praktek-praktek negatif seperti mencela perilaku negatif peserta didik.

4.      Mengapa instruktur harus terlebih dahulu menyiapkan ruang baik fisik maupun psikologis sebelum pelatihan dimulai?
1)     Kesuksesan pembelajaran ini sangat bergantung pada instruktur. Jika instruktur tidak tampak siap, kurang berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, peserta didik dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, sehingga pembelajaran akan terhambat.
2)     Sangat bergantung pada gaya komunikasi instruktur. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran yang kurang baik pula.
3)      Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, mungkin tidak dapat memberikan peserta didik kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

5.      Bagaimana cara mendorong interaksi peserta didik di pertengahan pelatihan?
Instruktur mengadakan peninjauan kembali (review) terhadap materi pelajaran yang sebelumnya, mengajukan pertanyaan atau menggali lebih dalam tentang pelajaran tersebut, atau melibatkan peserta didk dalam suatu praktek atau latihan dengan bimbingan instruktur. Kegunaan dari isyarat – isyarat ini digunakan untuk memberikan petunjuk pada informasi yang penting atau menandakan transisi atau perpindahan pelajaran atau penggunaan dorongan pada peserta didik untuk mempresentasikan pemahamannya dalam praktik atau latihan yang dipandu adalah suatu kegiatan instruksional yang penting.

6.      Bagaimana cara merangsang seseorang agar turut berperan aktif dalam diskusi kelompok?
Sesi diskusi dilakukan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap konsep atau ketrampilan baru yang telah disampaikan. Salah satu cara yang dapat diberikan instruktur ialah memberikan pertanyaan - pertanyaan efektif yang diberikan hendaknya :
a)      Merupakan pertanyaan yang konvergen
b)      Memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjawab
c)      Mengajukan pertanyaan yang berada dalam jangkauan pengetahuan peserta didik
d)     Menghindari pertanyaan non - akademis
Setelah mengajukan pertanyaan dan mendapat respon dari peserta didik, instruktur harus memberikan feedback terhadap jawaban peserta didik. Misalnya ketika seorang peserta didik memberikan jawaban yang benar, maka instruktur akan mengajukan pertanyaan baru, sebaliknya jika peserta didik memberikan jawaban yang salah maka instruktur memberikan respon yang bersifat korektif sebelum melanjutkan pembahasan ke materi berikutnya.

7.      Bagaimana cara menangani konflik untuk mendorong partisipasi peserta didik dalam diskusi?
Hal-hal yang yang dapat dilakukan adalah :
1.      Pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan latar belakang peserta didik,
2.      Diadakannya pembelajaran tambahan bagi murid yang agak lambat dalam menguasai materi,
3.      Materi utama yang disampaikan ke murid melalui presentasi aktif,
4.      Pra ujian (memotivasi pengetahuan peserta didik yang berhubungan dengan materi),
5.      Penggunaan contoh, tampilan visual, dan demonstrasi untuk menjembatani antara konsep yang konkrit dan yang abstrak.

8.      Bagaimana langkah-langkah yang dapat diberikan instruktur untuk membantu peserta didik dalam menerima pembelajaran?
Penjelasan konsep atau ketrampilan baru hendaknya disampaikan dalam sebuah presentasi yang bagus, yaitu presentasi yang bisa memfasilitasi pembelajaran, di antaranya yaitu dengan cara :
a)     Menyajikan materi dalam bagian-bagian kecil sehingga peserta didik lebih mudah menguasainya dalam waktu singkat
b)     Memberikan contoh yang banyak dan bervariasi
c)      Memberikan peragaan atau gambaran naratif
d)     Menghindari digresi, yaitu menjelaskan sebuah topik saja dalan waktu yang panjang atau bertele-tele
e)      Memberikan penjelasan tambahan pada materi-materi yang sulit.
Setelah melakukan presentasi materi, maka selanjutnya instruktur dapat melakukan sesi diskusi.

9.      Bagaimana umpan balik yang dilakukan agar peserta didik mampu mendengar, melihat, atau merasakan konsekuensi dari tingkah lakunya yang dilakukannya?
Instruktur seharusnya menyediakan waktu yang cukup bagi semua peserta didik untuk menguasai konten dan skill dengan memberikan susanan yang mendukung dalam pembelajaran. Instruktur juga harus menyediakan materi instruksi untuk sasaran yang akan diujikan sesuai criteria, norma, dan referensi tes Masalah ini harus menjadi prioritas seimbang dengan pelatihan dan dorongan bagi instruktur untuk memberikan instruksi yang berkualitas.

10.  Bagaimana penilaian yang diberikan instruktur di dalam mengevaluasi potensi peserta didik?
Sebuah aktivitas penilaian dinilai dapat membantu proses pembelajaran sejauh instruktur dan peserta didk mampu menggunakan informasi penilaian tersebut sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Para peserta didk tahu apa yang mesti mereka perbaiki, instruktur pun menyadari apa yang perlu dimodifikasi dalam proses pengajarannya.
Salah satu penilaiannya yaitu peserta didik diajarkan kebiasaan dan keterampilan bekerja sama. Kebiasaan dan keterampilan dalam hal peniliaan ini sangat penting untuk membantu mereka mengembangkan objektivitas ketika harus menjalankan penilaian diri.
Para peserta didik pun juga mesti didorong untuk senantiasa menyadari tujuan dari pelatihan yang mereka jalankan, dan pada waktu yang sama menilai perkembangan dari diri mereka tersebut dalam kaitannya dengan dengan pencapaian sasaran yang harus mereka capai. Ketika target ini tercapai, mereka akhirnya mampu mengarahkan dan membimbing diri mereka sendiri sehingga pada waktu yang sama mengembangkan sikap kemandirian sebagai pembelajar.